Mahasiswa
memiliki tiga tipe yakni yang pertama, tipe mahasiswa ambivalin adalah tipe
mahasiswa yang hanya mengejar nilai mata kulianya semata, tanpa
mempedulikan masalah-masalah di sekitarnya. Tipe mahasiswa semacam ini diakui
memang tidak diharapkan oleh negara.
Kedua, tipe
mahasiswa opertunis, tipe mahasiswa yang kedua ini sangat dikhwatirkan jangan
sampai ada dan berkembang di kampus-kampus karena akan merusak citra kampus.
Tipe mahasiswa opertunis ini ditandai sebagai seorang mahasiswa yang telah
terkontaminasi dengan politik praktis. Sehingga hanya memiliki kepentingan
dirinya sendiri dan golongan tertentu untuk mencapai kepentingannya.
Tipe
mahasiswa yang ketiga adalah tipe mahasiswa konsisten. Tipe mahasiswa inilah
yang diharapkan oleh suatu bangsa dan negara. Tipe mahasiswa ini memiliki
kepedulian terhadap persoalan baik masyarakat maupun bangsa dan negara.
Mahasiswa konsisten seperti Terlihat bergabung dalam berbagai organisasi.
Baik organisasi intra kampus maupun ekstra kampus.
Mahasiswa
yang selama kuliah dan banyak menimba ilmu dari organisasi itu
tampak memiliki jiwa kepemimpinan. Kebiasaan mengkritisi pemerintah dan wakil
rakyat itu dapat melekat pada diri seorang mahasiswa dan mentalitasnyapun
teruji sampai mahasiswa itu tamat.
Bergabung
dalam organisasi intra dan ekstra itu sangat signifikan karena organisasi itu
akan membentuk krakter seorang mahasiswa yang berorientasikan kepada beberapa
profesi yaitu menjadi pengusaha, menjadi akademisi, pengamat, dan menjadi
politisi. Mahasiswa yang perna mendapat gemblengan ketika aktif di organisasi
itu kemudian mengembangkan dirinya baik di LSM maupun organisasi kemasyarakatan
(ormas).
Kontrol
sosial terhadap pemerintah yang dilakukan ormas dan atau LSM merupakan bentuk
pertumbuhan kesadaran politik masyarakat. Tanpa kesadaran politik masyarakat,
demokrasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya (timpang). Dalam kondisi
demikiani akan muncul persoalan-persoalan, seperti munculnya
kecurangain-kecurangan dalam proses politik dan merebaknya fenomena golput
(golongan putih) dalam pemilihan umum, merambaknya tindak pidana korupsi yang menelantarkan
berjuta rakyat. Kaum gerakkan masih tetap berjuang dengan fungsi kontrolnya.
Namun sayangnya gerakan mahasiswa, ormas dan LSM yang tujuannya menyadarkan
masyarakat politik dan kekuasaan ditanggapi sebagai bumerang. Akhirnya
melakukan berbagai siasat untuk membunuh karakter kaum gerakkan.
Seperti
dilangser beberapa media di tanah air saat memperingati hari korupsi dan hari
buruh sedunia tampak para korupter dan makelar kasus yang berada dibalik
kekuasaan merasa takut sehingga melakukan trick mematahkan semangat perjuangan
kaum gerakkan. Kaum gerakkan yang memiliki idiologi serta memiliki visi yang
jelas kadang kala mendapatkan adangan dari pihak-pihak yang tidak suka akan
gerakkan agar mereka bebas berbuat dan terus-menerus melukai hati nurani rakyat.
Intelejen
tetap saja mengintai gerakkan mahasiswa, ormas, LSM. untuk merusak citra diri
seseorang yang jiwanya terang dalam perjuangan membela rakyat dan negara.
Perbuatan mereka itu adalah sebuah kezaliman yang nyata yang akan mendatangkan
kemurkaan Allah SWT.
Banyak persoalan di
negeri ini. Kalau bukan ada perjuangan dari Mahasiswa, Ormas, dan LSM lalu
siapa lagi…? Perjuangan mengeluarkan bangsa ini dari keterpurukan sejatinya
didukung semua pihak. Tapi, apa yang terjadi…? Semuanya berpaling sari
kebenaran.