Menjual Nama Rakyat

Aceh merupakan daerah yang baru mulai pulih dari kondisi konfilk dan bencana yang telah memporak porandakan aceh namun dengan adanya kesepakatan MOU Helsinki maka aceh telah menjadi daerah yang aman dan mulai tertata pembangunan serta perubahan dalam berbagai hal apapun untuk menuju aceh yang gemilang, dalam 6 tahun terakhir ini wajah wajah daerah aceh mulai banyak diisi dengan berbagai wajah wajah baru tapi tentunya yang saya maksud bukanlah merupakan wajah manusia melainkan wajah organisasi mahasiswa, organisasi masyarakat, lembaga swadya masyarakat, organisasi kepemudaan, dan lain lain dengan berbagai ideologi dan latar belakang maupun visi dan misi tapi pada intinya organisasi mereka bertujuan untuk mensejahterakan rakyat.


Dalam kurun waktu 6tahun ini begitu banyak organisasi organisasi baru yang dijadikan ajang tempat untuk mencari ke untungan dengan menjual atas nama rakyat tapi kenyataannya hanya untuk diri mereka sendiri seperti contohnya project proposal dengan berdalih program organisasi untuk pembedayaan rakyat tapi padahal program isi kantong para organisatoris tersebut, alangkah kita sayangkan berapa banyak organisasi yang ada di aceh khususnya namun makin hari penderitaan rakyat semakin bertambah dengan berbagai jauh dari harapan keadilan dan kesejatheraan yang didapatkan, belum lagi suara suara rakyat semakin jauh untuk didengar, apalagi berbicara mengenai perjuangan untuk rakyat semakin tidak terlihat lagi.

Jangankah para organisasi organisasi baru yang lama pun mulai kehilangan arah perjuangan, bisa dibilang “agent of proposal” dengan hanya membuat kegiatan hura hura,  pengkaderan massal dengan melebelkan nama organsiasi namun kader itu sendiri jauh dari nilai perjuangan yang ada pada organisasi itu sendiri  tanpa melihat kebutuhan rakyat itu sendiri akhirnya uang pun terhambur hamburkan dengan tidak berguna, sedangkan implementasi dari kader itu sendiri jauh seperti apa yang menjadi ideologi atau latar belakang organisasi tersebut dengan akhirnya menjadi kader yang “impoten” alias “numpang nama”

Rakyat mulai sibuk sendiri sedangkan para organisasi organisasi yang ber ideologi perjuangan juga mulai sibuk urus diri sendiri tanpa melihat kondisi dan kebutuhan rakyat akhirnya semua menjadi sebuah organisasi yang berkepentingan pribadi alias “cari nama” sedangkan proposal proposal yang diajukan kepada pemerintah maupun non pemerintah selalu mengatas namakan kepentingan rakyat tapi realitas nya suara rakyat semakin terbaikan, tidak sedikit organisasi pada saat ini yang berada di aceh sekitar ribuan organisasi telah berkiprah di aceh baik Organisasi Kepemudaan, Organisasi Mahasiswa, Organisai Masyarakat Maupun Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat namun semuanya sekarang telah memikirkan kepentingan diri sendiri tanpa mengedepankan kepentingan rakyat namun hanya beberapa di antaranya yang masih setia memperjuangkan kepentingan rakyat.

Yang mulai diperparah lagi para organisasi mahasiswa yang seharusnya masih ber idealis tapi idealisme itu sendiri sudah luntur dalam jati diri mahasiswa sehingga begitu gampang sekali para kepentingan memasuki dan menghasut para aktifis aktifis mahasiswa tersebut untuk kepentingan pribadi, sehingga perjuangan untuk kepentingan rakyat mulai menghilang ibarat kayu dimakan rayap yang semakin lama semakin terluka dan menampakkan keburukannya, tak sedikit para organisasi mahasiswa yang sudah lama berkiprah seperti organisasi unit kegiatan kampus yang mulai kehilangan arah juangnya dan tak lagi mementingkan suara rakyat melainkan memikirkan bagaimana bisa terus membesarkan nama pribadinya maupun bagaimana memikirkan dapat dicairkan dana untuk kegiatan organisasi tersebut dan takut untuk menjadi organisasi yang kontra dengan pemerintahan maupun non pemerintah sehingga para organisasi berlomba lomba untuk menjadi mitra pemerintah akhinya suara suara rakyat tertindas mulai tak terdengar lagi.

Para organisasi kebanyakan takut untuk kontra dengan pemerintah dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dikarenakan tidak kebagian jatah alias susah mencari dana untuk kelangsungan roda organisasi tersebut, sehingga semuanya berlomba lomba menjadi mitra pemerintah.

Akhirnya Organisasi Tersebut Menjadi Organisasi Penghiatan Rakyat Yang Selalu Menjual Nama Rakyat Demi Roda Organisasinya Namun Tidak Pernah Memperjuangkan Kepentingan Rakyat


Penulis : Yudie
Sekjend PEMA USM 2011-2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...