Mahasiswa Kehilangan Jati Diri

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan, kepemimpinan para mahasiswa yang terlibat di dalamnya. Didalam serjarah perjuangan indonesia mahasiswa adalah ujung tombak dalam setiap perubahan bangsa seperti apa yang telah terbukti didalam perjuangan sejarah mulai 1908 sampai 1998 mahasiswa sudah banyak membuktikan eksistensinya didalam perubahan bangsa indonesia ini.

Mahasiswa tentu berbeda dengan Siswa karena mahasiswa sendiri mempunyai tanggung jawab yang lebih besar bukan hanya untuk diri sendiri karena dengan didasari “Tridharma Perguruan Tinggi” yang terdiri dari 3 poin yaitu pendidikan,penelitian dan pengabdian dan didalam perjuangan mahasiswa mempunyai empat pungsi yang terhadap perubahan bangsa ini yaitu Agent of Change, Direct Of Change, Iron Stock, dan Moral Force selain tanggung jawaba mereka terhadap Akademik.

Gerakan mahasiswa sendiri terbagi atas dua bagian yaitu horizontal dan vertikal, horizontal yang dimaksud disini adalah gerakan pengembangan masyarakat seperti bakti sosial, penyuluhan dan sebagainya sedangkan vertikal sendiri dimaksud dengan gerakan yang berhubungan lansung dengan pemerintahan seperti aksi turun kejalan menuntut sesuatu permasalahan ataupun ke adilan untuk rakyat, akan tetapi mahasiswa bila melakukan gerakan seharusnya harus seimbang dikarenakan itu akan membuat mahasiswa itu sendiri lebih dewasa dalam melihat permasalan bangsa ini dan juga bangsa ini membutuhkan generasi yang mengerti akan sebuah permasalahan baik yang berhubungan langsung dengan pemerintahan maupun rakyat.

Sebagai kaum intelektual gerakan ini tidak boleh mati karena rakyat sendiri masih banyak mengharapakan perubahan dan satu satunya pihak yang masih rakyat percayai untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintahan meski kepercayaan itu mulai hari makin memudar didalam kehidupan rakyat untuk mahasiswa dan sudah seharusnya kita membuka mata, membuka telinga untuk terus berjuang dan mengembalikan eksistensi dan kerpercayaan rakyat terhadap mahasiswa seperti apa yang pernah terjadi pada mahasiswa puluhan tahun lalu dengan meninggalkan sikap ke apatisan kita yang pada era reformasi ini mulai menjangkit dunia mahasiswa.

Dan mahasiswa sebagai kelompok yang idealis sudah seharusnya melakukan sesuatu pergerakan dengan tidak didasari kepentingan kelompok dan meninggalkan semua atas kepentingan pribadi kecuali kepentingan rakyat atas kebenaran dan mahasiswa juga harus merupakan kelompok yang independent agar mahasiswa bisa membuat rakyat dan pemerintah bersinergi untuk membangun bangsa ini dari ketinggalan dan keterpurukan ekonomi. Reformasi terjadi dinegeri ini juga merupakan waktu yang tidak singkat sudah 13 tahun lamanya reformasi terjadi pada bangsa ini namun kejayaan ekonomi juga tidak membawa dampak yang baik untuk negeri ini, masih sangat banyak permasalahan pada bangsa ini dari penegak hukum, korupsi, kekerasan, kemiskinan, hingga sekarang masih menjadi prioritas utama untuk diselesaikan pada negeri ini meski harapan itu makin lama makin jauh dari kesejahteraan dengan melihat kondisi bangsa ini makin parah terhadap keadilan.

Belum lagi baru baru ini membuat rakyat tercengang dengan berita yang selama ini masih sangat hangat untuk diperbincangkan yang mana salah satu partai yang dulunya giat mengampanyekan anti korupsi dan giat giatnya memberantas korupsi sehingga pemimpin tersebut terpilih untuk periode ke 2 sebagai presiden indonesia namun sekarang membuat rakyat makin ter iris dengan terjadinya korupsi didalam partai tersebut. Makin hari bangsa ini makin tak bermoral dan makin membuat rakyat tidak tahu kepada pemimpin mana yang bisa ditaruh harapan ke adilan dan kesejahteraan untuk ditegakkan, belum lagi kasus kasus kekerasan terhadap tenaga kerja indonesia diluar negeri yang makin hari makin di pandang sebelah mata oleh negara negara lain terhadap negara indonesia.

Tapi sayangnya dengan begitu banyak masih permasalahan bangsa ini dengan jauh dari ketidak adilan dan kesejahteraan namun mahasiswa sendiri makin hari makin apatis terhadap  menanggapi isu isu tersebut, semuanya makin disibukkan dengan kepentingan diri sendiri dengan melupakan tanggung jawab dan fungsinya sebagai mahasiswa belum lagi sikap acuh tak acuh mulai menjangkit dunia mahasiswa. Jangankan berbicara dunia gerakan, banyak mahasiswa pada saat ini tidak mengerti dan tidak mengetahui apa itu “Tridharma Perguruan Tinggi” belum lagi berbicara 4 fungsi mahasiswa.


Penulis : Yudie
Sekjend PEMA USM 2011-2012

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...